Monday 26 February 2024

5 Tips Investasi Reksadana Bagi Pemula

5 Tips Investasi Reksadana Bagi Pemula


 1. Kenali Profil Risiko


Saat pertama kali ingin berinvestasi baiknya investor kenali dulu profil risiko masing-masing. Jika investor sudah mengetahui lebih dulu mengenai seluk beluk dunia investasi maka investor tersebut berkemungkinan memiliki profil risiko tinggi (agresif).


Sebaliknya, jika investor pemula dan tidak mengerti dunia investasi maka profil investasinya adalah konservatif. Namun, kalau sudah mengerti sedikit dan memahami risiko tapi tidak dapat menolerir kerugian besar, profil investor bisa dibilang moderat.


2. Tetapkan Tujuan atau Jangka Waktu Investasi


Selanjutnya, setelah mengetahui profil risiko investasi, investor bisa menetapkan tujuan investasi untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Misalnya saja, kamu investor moderat, dan dapat mengalokasikan 50% dana investasi di reksadana pendapatan tetap untuk keperluan dana dalam jangka menengah.


Kamu juga memiliki porsi 20% di reksadana saham. Sementara untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, kamu tempatkan 30% di reksadana saham.


3. Instrumen Investasi yang Sesuai


Reksadana saham dan saham merupakan instrumen investasi dengan risiko yang tinggi sehingga sebaiknya dipegang dalam jangka panjang.


​Reksadana pasar uang juga termasuk instrumen investasi dengan risiko rendah. Reksadana pasar uang memiliki dana yang ditempatkan di deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang merupakan SBN jangka waktu kurang dari satu tahun.


Di sisi lain, contoh instrumen investasi dengan risiko moderat adalah reksadana dengan aset surat utang yakni reksadana pendapatan tetap.


4. Diversifikasi


Jangan menempatkan semua dana di satu aset saja, untuk membuat risiko terbagi-bagi. Kamu sebagai investor bisa membuat portofolio yang terdiri dari beberapa produk reksadana, berdasarkan jenis dan jangka waktunya.


Selain itu, kamu juga bisa membuat portofolio sesuai dengan profil risiko kamu. Misalnya untuk pemula yang konservatif, tempatkan 60% di aset pasar uang dan 40% di reksadana pendapatan tetap. Untuk yang agresif, bisa menaruh 70% dana di reksadana saham, 20% di pendapatan tetap dan 10% di pasar uang.


5. Riset


Selalu lakukan riset sendiri (do your own research/DYOR) untuk mengenali aset yang kamu beli. Misalnya, mulai dari manajer investasi yang mengelolanya, apa isi portofolionya, aspek perizinan, hingga rekam jejak kinerjanya. Ini penting agar kamu tidak ikut-ikutan (FOMO) saja.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon